“…AIR MATA SINETRON…”


"...Cover Album Sinetron ACI..."

“…Sebuah Tayangan Film Sinetron Remaja ini dulu sempat menjadi Prime Time acara Favorite di satu-satunya Stasiun Televisi yang ada di Indonesia yaitu TVRI. Di Era Tahun 1980 – 90 an Tayangan Sinetron yang sangat  Mendidik bagi kaum Remaja Pelajar dan Mahasiswa ini sangat di gandrungi oleh Pemirsa Setianya dari seluruh lapisan Masyarakat. ” Hal yang sangat Unik sekaligus Menarik dari Tayangan Film Sinetron Remaja ini adalah : Hampir tiadanya alur Cerita yang di bumbui Romantika Percintaan Pelajar di antara Pemeran Utamanya…” Dan yang ada hanyalah sisi Teladan Generasi Muda Pelajar SMP / SMU dan Mahasiswa ” Yang Tekun serta Giat Belajar demi Meraih PRESTASI…” Namun juga Turut Berperan Aktif secara Positive di Tengah-tengah Kehidupan Masyarakat Kota dan Pedesaan…” Dan sudah Barang Tentu Tayangan Sinetron Bermutu semacam ini akan lebih banyak memberi dampak Positif bagi pola gaya hidup di kalangan Remaja Pelajar dan Mahasiswa saat itu..”  Karena akan lebih memacu semangat mereka untuk dapat lebih Giat Belajar dalam Meraih Prestasi serta Aktif berkreasi secara MANDIRI…” Di sertai ajakan Kesadaran sikap untuk turut serta berperan aktif di tengah-tengah lingkungan kehidupan masyarakat di mana mereka tinggal dan saling berinteraksi. Baik di lingkungan kehidupan masyarakat Perkotaan maupun di dalam sebuah Perkampungan desa masyarakat terpencil sekalipun. Ketimbang Giat dan Tekun dalam berkompetisi memperebutkan Kekasih Idaman Hati ( Pasangan Hidup )…Jabatan Kantor atau Harta Warisan kekayaan Orang Tua. Dalam bentuk  Perusahaan Bisnis Keluarga dan lain sebagainya, seperti kebanyakan tayangan Sinetron Remaja dan Dewasa beberapa tahun terakhir ini…” Karena memang tak dapat di pungkiri jika kita melihat/menyaksikan sekaligus memperhatikan sebuah tayangan Sinetron Remaja saat ini,  yang nampak dari alur ceritanya sebagian besar hanyalah sisi gaya kehidupan Pemuda Metropolitan masa kini di luar kegiatan aktifitas  sekolah atau kampus. Yang justru sangat jauh dari pada nilai unsur pendidikan. Padahal dalam setiap pengambilan setting adegan Sang Pemain utama dan kawan-kawannya, selalu  nampak lengkap beratribut seragam sebuah sekolah lembaga pendidikan. Atau bahkan sedang berada di dalam lingkungan sekitar kawasan areal lembaga pendidikan sekolah atau kampus. Namun jarang sekali kita dapat temukan dalam dialog-dialog atau pun aktifitas kegiatan mereka yang menunjukkan ciri sewajarnya mereka sebagai anak-anak Pelajar dan Mahasiswa.  Yang notabene mereka adalah bagian dari pada golongan / kaum Intelektual Muda. Di mana mereka seharusnya lebih cendrung aktif giat belajar dan banyak mencari pangalaman sebagai bekal meraih cita-cita di masa depan. Tetapi adegan-peradegan yang tampak pada layar kaca kita  malah justru sebaliknya. Yang banyak kita temui dalam dialog-dialog pembicaraan di antara para pemainnya, kebanyakan justru adalah hal-hal yang bersifat hura-hura, dugem party, mengosip, mengatur siasat licik untuk menyingkirkan Sang Pesaing. Baik dengan mempergunakan cara yang sangat halus serta diplomatis. Hingga bila perlu menyusun sebuah rencana taktis dan strategis untuk menyakiti hati Sang Pesaing agar menderita teramat sangat sampai berlumuran Air Mata. Semua adegan  para pemainnya  itu di lakukan/di pertontonkan kepada para pemirsanya, tak lebih hanya karena sebuah persoalan sepele yang terlalu di dramatisir seperti :  Hanya sekedar untuk memikat/ menarik perhatian Sang Calon Kekasih Idaman hati atau sekedar memperebutkan posisi  Jabatan Kantor dan Asset Harta Perusahaan warisan sebuah Keluarga Kaya. Sungguh ironis dan sangat memprihatinkan sekali kondisi dunia Pertelevisian dan Sinetron Indonesia beberapa tahun belakangan  ini. Yang lebih cendrung memberikan Tayangan Hiburan yang kian mengarahkan Generasi Muda Penerus Bangsa ini ke arah Sikap dan Gaya hidup yang Individualis,  Hedonis dan Materialistis Kosmopolitan berorientasi High class kebarat-baratan.  Atau pun meniru pola gaya hidup masyarakat bangsa-bangsa asing yang belum tentu cocok, pas serta pantas bagi kebanyakan kalangan,  yang hidup di tengah-tengah masyarakat bangsa kita saat ini. Dimana tingkat taraf hidup Perekonominya masihlah banyak yang berada di bawah tingkat garis Kemiskinan serta kurang Pendidikan. Yang sudah barang tentu masihlah sangat perlu untuk di cerdaskan dan di dewasakan,  dalam usahanya guna memfilterisasi/menyaring serta memahami isi pesan dari sebuah tayangan acara yang tampak pada layar kaca. Marilah Kita Mengurut dada sekaligus Berkabung bagi tayangan dunia Perfilman/Sinetron serta Pertelevisian Indonesia beberapa tahun terakhir ini.

Oleh :  Albert Dody Richmant

5 Tanggapan

  1. Memang ya, sinetron jaman sekarang menang kualitas gambar dan aktor doang.

  2. itulah hiburan yang kebablasan, bukannya menghibur tapi mengubur

  3. […] https://penanusantara.wordpress.com/ Share this:Like this:SukaBe the first to like this post. […]

Tinggalkan Balasan ke warungkopibabeh Batalkan balasan