“…JENDRAL SOEDIRMAN…” Sang Panglima Besar


“…Beliau Lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Rembang,  Kecamatan Bodas Karang Jati Purbalingga Jawa Tengah. Beliau terlahir dari kalangan rakyat biasa dengan Ayahanda beliau bernama Karsid Kertawiraji dan Ibundanya bernama Siyem. Dan ketika bulan Oktober 1943 Pemerintah Jepang yang saat itu berkuasa menggantikan pemerintah Hindia Belanda atas Indonesia. Karena situasi perang dunia II di mana pihak Jepang butuh tambahan Prajurit guna mempertahankan wilayah Jajahannya di Asia Tenggara khususnya Indonesia. Maka Jepang pun membentuk Tentara Pembela Tanah Air ( PETA ). Dan Pemuda Soedirman yang saat itu tengah menjadi seorang Guru HIS di Cilacap Jawa Tengah itu,  tak mau ketinggalan untuk mendaftarkan diri sebagai anggota pasukan PETA yang berpusat latihan di Bogor Jawa Barat.

"...Tandu Asli Pengangkut Pak DIRMAN..." Koleksi Museum TNI Satria Mandala Jakarta

Dan setelah dia menamatkan pendidikan kemiliterannya di Bogor, maka oleh pihak komandan tentara Jepang beliau pun di angkat sebagai Daidanco / Komandan Batalyon PETA berkedudukan di Kroya Cilacap Jawa Tengah. Setelah Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada sekutu yaitu pd Tanggal 14 Agustus 1945. Di susul kemudian dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 oleh Soekarno – Hatta sebagai pernyataan sikap Kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia ini. Maka pemerintahan RI di bawah Pimpinan Bung Karno dan Bung Hatta yang baru berusia sekitar 2 bulan itu, tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1945 kemudian membentuk Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ), serta sekaligus pula di tetapkan sebagai Hari jadi TNI yang kerap di peringati hingga saat ini. Dan Pasukan BKR yang sebelumnya di bentuk pasca Proklamasi 17 Agustus 1945, kemudian segera meleburkan diri dalam satu kesatuan TKR. Pemuda Soedirman di pilih sebagai Komandan Resimen…lalu kemudian di angkat lagi sebagai Komandan Divisi dengan pangkat Kolonel. Pada Tanggal 12 Desember 1945 Kolonel Soedirman memimpin pertempuran melawan pasukan Sekutu di Ambarawa. Pertempuran 3 hari 3 malam yang berlangsung seru itu, akhirnya pada tanggal 15 Desember 1945 berhasil di menangkan oleh pihak pasukan TKR di bawah pimpinan beliau. Dan Pasukan sekutu pun menarik diri dari Ambarawa menuju arah Semarang. Di dalam catatan sejarah peristiwa itu di kenal dengan istilah Palagan Ambarawa.  Dan atas Prestasi dan Keberhasilan Beliau dalam memimpin pasukan TKR inilah, maka Pemerintahan Soekarno – Hatta kemudian melantik Kolonel Soedirman pada tanggal 18 Desember 1945 sebagai Panglima Besar TKR dengan Pangkat Jendral.

"...Pelantikan Panglima Besar Jendral SUDIRMAN oleh Bung KARNO..."

Setelah sukses melantik panglima tertinggi angkatan perang RI, nama Tentara Keamanan Rakyat kerap berubah di antaranya sempat berganti nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat pada tanggal 1 Januari 1946. Lalu berganti lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada tanggal 24 Januari 1946. Dan baru pada sekitar bulan Mei 1947 Pemerintah Soekarno – Hatta secara resmi mengumumkan pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang beranggotakan gabungan dari TRI serta Laskar – laskar perang greliya.  Dan pemberian nama terakhir itulah yang hingga saat ini tetap di pergunakan sebagai nama resmi lembaga ketentaraan RI.

"...Lukisan Panglima Angkatan Perang RI I Jendral SUDIRMAN..." Koleksi Museum TNI Satria Mandala Jakarta.

Ketika terjadi Serangan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948 . Belanda menerjunkan pasukannya di sertai berbagai aksi pengeboman di sekitar lapangan Maguwo Yogyakarta yang kini lebih di kenal sebagai daerah kawasan Bandara lapangan Terbang Adi Sucipto. Dan meskipun dalam keadaan Sakit Keras…, Jendral Soedirman turut menyinggkir ke padalaman bersama pasukannya guna memimpin Perang Gerilya melawan arogansi pasukan Belanda. Setelah 7 bulan lamanya memimpin Perang Gerilya di pedalaman Soedirman pun hendak kembali menuju Yogyakarta. dan Karena kondisi kesehatannya yang kian menurun dan tak jua berangsur membaik, maka beristirahatlah beliau di Magelang. Namun Akhirnya pada tanggal 29 Januari 1950 Sang Panglima Besar Angkatan Perang Pertama RI  itu pun akhirnya meninggal dunia. Oleh karena penyakit Paru- parunya yang tak kunjung tersembuhkan. Beliau pun wafat pada usia relative muda yaitu 34 tahun. Dan Jenazahnya kini di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta….”  Salam HORMAT dari Kami Bagi Mu Pak DIRMAN Pahlawan Kusuma Bangsa yang Sejati.

Oleh :  Albert Dody Richmant

Tinggalkan komentar