“…Aksi KEPRIHATINAN Bagi BANGSA…” DOA dan PUASA Bersama Para Tokoh LINTAS AGAMA


Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

SLIDESHOW PHOTO LIPUTAN EVENT Oleh Team Redaksi PENANTRA News

 

Para tokoh lintas agama mengadakan doa dan puasa bersama di kawasan Monas, Jakarta, untuk mendoakan keselamatan bangsa

“…Para tokoh lintas agama mengadakan acara damai yang berlangsung tertib di sekitar kawasan Monas, Jakarta. Acara damai, berupa puasa dan berdoa, selama tiga hari ini merupakan bentuk keprihatinan para tokoh lintas agama terhadap kondisi bangsa yang carut marut. Hal ini seperti disampaikan Ahmad Kasino, ketua panitia acara, kepada redaksi PENANTRA News. Ratusan umat dari masing-masing agama, turut hadir mendukung perhelatan damai yang diikuti oleh pemuka dan umat dari agama Islam, Katolik, Kristen, Budha, dan Hindu. Dalam pernyataan bersama yang disampaikan kelima tokoh agama ini, mereka juga menyampaikan penilaiannya bahwa bangsa kita sudah tidak lagi berada di jalan kebenaran. Sehingga, “kita perlu purifikasi lewat doa dan puasa untuk mengembalikan dirinya ke alam kebaikan…Karena orang-orang beriman percaya kita tidak pernah lepas dari kejahatan, baik struktural maupun pribadi,” terang Pastor Yohanes Christoporus Taroe FM, dari perwakilan pemuka agama Katolik.

“..Ahmad Kasino Panitia Acara ..”

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa peristiwa tiga hari ini, membuktikan bahwa orang-orang beriman, orang-orang beragama bisa bersatu. “Bersatu untuk memperjuangan keadilan dan menggalang solidaritas,” ujarnya..” K.H.Damanhuri sebagai perwakilan pemuka agama Islam juga menyampaikan bahwa, lewat doa dan puasa bersama ini, mereka berharap Allah dapat mendengar dan menjadikan perubahan di Republik ini. Pendeta Sephard Supit sebagai perwakilan pemuka agama Kristen juga menyampaikan bahwa lewat cara inilah, “kami para pemuka agama menjalankan fungsinya untuk melakukan seruan moral dan menyatukan hati dalam doa dan puasa agar hati kita terketuk untuk melakukan yang benar,” paparnya. Tak lupa ia pun menyampaikan bahwa lewat aksi bersama para tokoh lintas agama ini, mereka ingin mempresentasikan bahwa umat beragama di nusantara bisa hidup rukun, “sekalipun kita berbeda, namun kita bersaudara. Tidak perlu ada konflik, apalagi mengatasnamakan agama dengan kekerasan yang tidak cocok dengan ajaran agama masing-masing,” serunya.

Pemuka agama dan umat bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya pada penutupan acara

Bhikku Dwi Virya, yang menjadi perwakilan agama budha pun turut urun pendapat dengan harapan bahwa bangsa ini bisa dijauhkan dari iri hati dan dengki. Serta didekatkan pada rasa kemanusiaan. Ia juga berharap lewat doa-doa yang disampaikan bersama ini, bisa menghindarkan bangsa ini dari bahaya air, bahaya api, bahaya udara, bahaya tanah. Sehingga kita bisa menjadi bangsa yang damai dan bersatu sebagai nusantara. “…MERDEKA…!” tandas sang Bhikku di akhir penyataannya. Bagus Indra, sebagai perwakilan pemuka agama Hindu juga menyampaikan bahwa agama-agama yang duduk rukun bersama seperti inilah yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia.Acara kemudian ditutup dengan menyanyikan lagu kebangsaan oleh seluruh peserta dan pemuka lintas agama yang dilanjutkan dengan seruan yel-yel menggugah semangat, bahwa “…Indonesia Kuat…”

Oleh : Eka Shantika

Tinggalkan komentar